Jakarta - Indonesia berusaha melakukan penurunan resiko bencana di forum internasional. Diketahui, 78% bencana di Indonesia masuk ke dalam kategori hidrometeorologi dan 22% bencana geologi (Tsunami dan Gempa). Indonesia telah berperan aktif dan responsif guna mengurangi ancaman bencana tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA dalam Ministerial Forum for International Cooperation in Disaster Risk Reduction and Emergency Management Program secara virtual, Rabu (3/11/2021), lalu.
"Implementesai kebijakan, program dan kelembagaan yang komprehensif menurut Safrizal, dilaksanakan pemerintah demi menangani bencana alam dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana," jelasnya.
Karena itu, lanjut Safrizal, berkaca pada tata kelola penanggulangan bencana di Indonesia, pengarusutamaan pengurangan risiko bencana sebaiknya dilihat sebagai bentuk investasi.
Menurutnya, investasi dalam pengurangan risiko bencana memiliki dampak besar di berbagai sektor pembangunan.
Dalam penanggulangan bencana di tingkat daerah, Pemerintah Indonesia juga telah mendorong optimalisasi penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada sub urusan bencana. SPM tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran di tingkat kabupaten/kota.
“Dengan demikian penerapan SPM sub urusan bencana diharapkan akan mendorong pelayanan publik penanggulangan bencana yang lebih berkualitas,” jelasnya.