Jakarta - Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta memastikan rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota memiliki kemampuan untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan inspeksi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat untuk memastikan kesiapan dan penanganan lonjakan pasien konfirmasi positif Covid-19 di rumah sakit rujukan milik daerah itu. Anies menerangkan inspeksi itu dilakukan untuk memastikan rumah sakit rujukan Covid-19 di Ibu Kota memiliki kemampuan untuk mengantisipasi potensi kenaikan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan. Anies meninjau perawatan pasien di ruang isolasi hingga kamar intensive care unit atau ICU.
“Persiapan untuk kita mengantisipasi kenaikan kasus yang sangat tinggi ini, mungkin meningkat lagi. Sekaligus melihat penanganan bagaimana pasien-pasien yang terpapar Covid-19 ini ditangani semua di sini,” ujar Anies kepada wartawan di RSUD Tarakan, Jakarta, Senin (28/6/2021).
“Jadi semua fasilitas alhamdullilah berjalan dengan baik dengan tingkat keterisian cukup full,” ucapnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat tambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 8.349 orang pada Senin (28/6/2021). Catatan itu diperoleh dari hasil pemeriksaan PCR sebanyak 28.619 spesimen kepada 22.895 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia menuturkan tren kasus positif aktif pada anak di bawah usia 18 tahun masih relatif tinggi.
Sebanyak 13 persen dari 8.348 kasus positif hari ini adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun, dengan rincian, yaitu 917 kasus adalah anak usia 6 - 18 tahun dan 327 kasus adalah anak usia 0 - 5 tahun. Sedangkan, 6.436 kasus adalah usia 19 - 59 tahun dan 668 kasus adalah usia 60 tahun ke atas.
“Oenting sekali bagi para orang tua agar menjaga anak-anaknya lebih ketat dan menghindari keluar rumah membawa anak-anak. Sebisa mungkin lakukan aktivitas di rumah saja bersama anak, karena kasus positif pada anak saat ini masih tinggi,” kata Dwi melalui keterangan resmi, Senin (28/6/2021).
Dwi menerangkan, target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu. Artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.
"Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 143.411 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 411.315 per sejuta penduduk,” katanya.
Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 4.831 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 62.126. Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 528.409 kasus.
Sementara itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta mengerahkan sebanyak 100 personel untuk membantu berjaga di 10 lokasi penyekatan untuk membatasi mobilitas warga selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berskala mikro (PPKM Mikro). Kepala Satpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan setiap lokasi disiagakan 10 personel yang juga bertugas melakukan penindakan terhadap pengguna jalan yang melanggar protokol kesehatan (prokes).
"Kami bersama TNI dan Polri melakukan penyekatan atau filterisasi di 10 lokasi. Kalau ada pelanggaran kami tindak sesuai kewenangan kami," kata Arifin seperti dilansir dari PPID DKI, Senin (28/6/2021).
Arifin menjelaskan 10 lokasi penyekatan itu di antaranya kawasan Bulungan, Kemang, Jalan Gunawarman dan Jalan Suryo, Sabang, Cikini Raya, Asia Afrika, Banjir Kanal Timur (BKT), jawasan Kota Tua, Boulevard Kelapa Gading dan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK)