Covid Melonjak, Pemerintah Memutuskan Mengkonversi Tiga Rumah Sakit di DKI Jakarta

Tue 04-Jan-2022 12:09:00 | POLITIK DAN UMUM | Admin
Covid Melonjak, Pemerintah Memutuskan Mengkonversi Tiga Rumah Sakit di DKI Jakarta

Jakarta - Pemerintah telah memutuskan untuk mengkonversi tiga rumah sakit (RS) di DKI Jakarta untuk khusus menangani pasien COVID-19. Ketiga RS tersebut adalah RSUP Fatmawati, RSPI Sulianti Saroso, dan RSUP Persahabatan. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Kebijakan tersebut diambil untuk mengantisipasi kebutuhan untuk perawatan pasien akibat adanya lonjakan kasus COVID-19, khususnya di Ibu Kota Negara.

“Ada ratusan tempat tidur baru, lengkap dengan peralatan, lengkap dengan dokter dan perawat yang berpengalaman untuk bisa melayani para pasien yang sakit di DKI Jakarta,” ujarnya dalam keterangan pers secara virtual, Jumat (25/6/2021).

Budi menegaskan, pihaknya terus memantau perkembangan kasus serta melakukan langkah yang cepat dan tepat dalam penanganan pandemi COVID-19.

“Kita di Kementerian Kesehatan memahami situasi ini dan selalu memonitor apa saja yang terjadi di masyarakat agar kita bisa segera melakukan langkah-langkah untuk mengatasi segera hal-hal yang memang perlu kita lakukan intervensi,” ujarnya.

Dalam penanganan tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, pemerintah daerah, serta TNI dan Polri. “Mengenai ketersediaan tempat tidur khususnya di daerah DKI Jakarta, saya bersama Kapolri, Panglima TNI, Kepala BNPB, dan Gubernur selalu mengoordinasikan untuk memastikan agar jumlah tempat tidur yang ada cukup dan mengikuti perkembangan jumlah kasus yang masuk,” katanya.

Budi mengharapkan konversi ketiga RS tersebut dapat selesai dalam waktu dekat sehingga dapat menambah jumlah tempat tidur perawatan lengkap dengan fasilitas dan tenaga kesehatannya.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ganip Warsito untuk mengonversikan semua kamar Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS menjadi ruang isolasi. Sementara layanan IGD akan dilakukan di tenda-tenda di luar rumah sakit.

“Kita berterima kasih karena BNPB sudah sangat membantu untuk menambah tenda-tenda di luar rumah sakit sebagai tempat IGD sehingga kita bisa menggunakan ruang IGD yang ada sebagai tempat isolasi,” ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah telah menambah kapasitas tempat tidur di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet. Jumlah kapasitas tempat tidur yang tadinya berjumlah 5.994 unit dinaikkan hingga 7.000 unit. Selain itu, ungkap Menkes, pemerintah juga membuka dua tempat isolasi baru, yaitu di  Rusun Pasar Rumput dan Rusun Nagrak.

“Di Nagrak ada empat tower, kita akan memulai dengan 2.000 dulu, tapi kapasitas maksimalnya bisa 4.000. Sedangkan di Pasar Rumput kita akan juga menambah kapasitas isolasi sekitar 3.000. Jadi ada 7.000 tempat tidur isolasi tambahan atau dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya yang ada di Wisma Atlet,” ujarnya.

Sarana isolasi ini direncanakan akan digunakan untuk merawat pasien tanpa gejala atau OTG hingga bergejala ringan. “Wisma Atlet yang memang fasilitasnya sudah ada lebih lama kita bisa upgrade untuk juga bisa menangani yang kondisinya sudah menengah, sedangkan yang kondisi berat tetap kita arahkan ke rumah sakit. Kita akan memastikan bahwa disiplin pengisian ini bisa dijaga,” kata Budi.

Kemarin, pertambahan kasus Covid-19 di Indonesia kembali menembus rekor baru yang semakin membuat kekhawatiran bahwa pandemi semakin tidak terkendali di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kasus baru virus corona (Covid-19) di Indonesia kembali bertambah 20.575 orang, Kamis (24/6/2021). Ini merupakan rekor tertinggi dalam penambahan kasus baru dalam satu hari sejak pandemi melanda Indonesia.

Jumlah kasus baru tersebut membuat akumulasi kasus positif menjadi 2,053 juta orang. Hasil positif tersebut ditemukan dari 136.896 spesimen yang selesai diperiksa pada hari ini dan kemarin.

Kabar baiknya, pada hari ini kasus kesembuhan kembali bertambah 9.201 orang sehingga totalnya menjadi 1,826 juta orang. Sementara itu, kasus kematian bertambah 355 orang sehingga totalnya menjadi 55.949 orang.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin jujur mengakui bahwa dirinya tidak tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. "Sulit menjawab dengan pasti kapan akan berakhir," ujar Budi Gunadi.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa sendirian dalam mengakhiri pandemi dan butuh keterlibatan semua pihak. "Setelah melihat pola pandemi ini semuanya bergantung pada kita, berapa lama pandemi akan terus ada tergantung pada kita, berapa banyak kasus naik tergantung kita, berapa banyak orang yang masuk RS tergantung kita juga," ujarnya.

Budi menegaskan bahwa peran masyarakat dalam mengakhiri pandemi adalah menjalani protokol kesehatan yang ketat. "Memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun maka pandemi ini akan lebih cepat berakhir. Mari kita tinggal di rumah, di masa ini bukan hanya melindungi diri kita tapi juga keluarga kita tercinta dan tetangga kita. Kita melindungi rakyat Indoensia," pungkasnya.

Leave Your Comments