Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian selaku Pembina Kepala Daerah mengungkapkan, mewabahnya Covid-19 membuat sejumlah kepala daerah terperangkap dilemma antara mengutamakan kesehatan atau menjaga agar kegiatan ekonomi tetap berjalan. Padahal, lanjut Tito, antara Kesehatan dan ekonomi tidak bisa zero sum game alias saling meniadakan. Dalam pandangan Tito, kedua-duanya penting untuk ditangani secara bersama-sama.
Demikian pernyataan Mendagri Tito saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Walikota Depok terkait evaluasi pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah berlangsung di Kota Depok sejak 15 April 2020 yang lalu. Selain dihadiri Walikota Depok Muhammad Idris beserta jajarannya pertemuan yang diselenggarakan dengan Protocol Covid-19 yang ketat itu juga dihadiri perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah yang antara lain dihadiri Ketua DPRD Depok Teungku Muhammad Yusuf Saputra, Kapolres Depok Kombes. Pol. Azis Andriansyah, Kejari Depok Yudi Triyadi serta Ketua MUI Depok Dr. KH. Ahmad Dimyati Badruzzaman.
Dalam rapat evaluasi itu Mendagri Tito tidak memungkiri, Covid-19 memiliki dampak perekonomian yang besar di tanah air. Penerimaan Pajak dari ekspor kelapa sawit dan sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan devisa menurun. Dampaknya tentu saja memukul anggaran daerah karena transfer anggaran dari pusat ke daerah turun. Begitu juga dengan pendapatan asli daerah dipastikan anjlok seiring berkurangnya aktivitas ekonomi.
Di sisi lain, lanjut Tito, kebutuhan belanja semakin tinggi karena pengeluaran kesehatan meningkat, kebutuhan hidup masyarakat yang dibatasi untuk keluar rumah juga memerlukan jaring pengaman sosial yang juga harus disiapkan oleh pemerintah daerah setempat. Terlebih lagi bagi Pemerintah Kota Depok yang sudah lebih dari 2 pekan menerapkan PSBB. “Karena ini menyangkut nyawa manusia,” ucap Tito prihatin.
“Situasinya memang dilematis. Tapi kita harus menemukan solusi bagaimana Covid-19 dapat diatasi sekaligus perekonomian tidak semakin bertambah parah. Karena persoalan ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di luar negeri. Antara penanganan Covid-19 atau terus menggerakkan roda perekonomian, mana yang lebih diutamakan? Ini tidak bisa dilihat dari perspektif zero sum game. Karena dua-duanya penting,” ujar Tito saat memberikan arahan di depan Walikota dan Forkompimda.
Dua-duanya, lanjut Tito, harus ditolong. Atur strategi keseimbangan,Kesehatan masyarakat penting tapi ekonomi juga tak kalah penting.
“Ujian kepemimpinan itu ada di saat krisis, bukan di saat normal. Coba mengeluarkan jurus silat bagaimana menangani Kesehatan sebaik mungkin tapi sekaligus tidak membiarkan ekonomi tidak mandeg, tetap bergerak meskipun melambat,” ujar Tito.
“Bagaimana mencegah agar jangan sampai tertular, putus mata rantai penularan. Dan ini perlu pemahaman cara penularan dan kekuatan virus itu sendiri. Dalam menghadapi Pandemi Covid-19 semua negara sudah menggunakan terminology perang. Para ahli strategi mengatakan, kenali musuhmu dan kenali dirimu sendiri maka anda akan memenangi seribu pertempuran,” tandas Tito.