JAKARTA, 12/12-2020. Pilkada Serentak 9 Desember 2020 yang telah berlangsung dengan aman, lancar dan dijalankan dengan tingkat kepatuhan pada protokol kesehatan COVID-19 yang tinggi.
Hal itu juga merupakan cermin kebersatuan rakyat dan pemimpinnya. Juga bahwa Pilkada sukses ini membuktikan eksisnya pemerintahan yang mampu bekerja efektif di tengah keraguan banyak pihak atas kepemimpinan nasional di tengah dunia yang penuh konflik dan gamang saat ini akibat serangan pandemik Covid-19
“Apresiasi patut ditujukan kepada penyelenggara Pilkada, dalam hal ini KPU, Bawaslu, TNI Polri yang bertugas menjaga keamanan. dan tentu juga kepada Kementerian Dalam Negeri yang dipimpin oleh Pak Tito Karnavian sebagai representasi negara atau pemerintah, yang telah merencanakan dan memberi dukungan penuh sehingga Pilkada terlaksana secara baik, lancar, dan aman sesuai dengan Protokol Kesehatan," dalam pernyataan Pdt G Gultom Ketum PGI periode 2019-2024 tertulis hari ini (12/12/2020).
Ia mengatakan Pilkada 9 Desember 2020 dapat dikatakan merupakan salah sebuah pilihan politik yang penuh tantangan dan risiko. Pilkada adaah satu pemilihan umum terbesar di dunia tahun ini bila dilihat dari skala geografis dan jumlah penduduk yang turut serta. Sebanyak 106 juta penduduk di 309 provinsi, kabupaten dan kota telah melaksanakan hak pilihnya. Lebih dari 608 paslon ikut berkontestasi, dilayani oleh tidak kurang dari 3,5 juta personel penyelenggara. negara lain yang seleenggarakan Pemilu tak sebesar di Indonesia.
Lebih menggembirakan lagi, adalah keberhasilan mencegah seluruh tahapan dan area Pilkada menjadi klaster penularan COVID-19, sebagaimana yang dikhawatirkan sebelumnya. Mengutip pendapat Satgas Penanganan COVID-19 Nasional yang mengatakan tingkat kepatuhan protokol kesehatan COVID-19 dalam pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi ini, yang sangat tinggi, berkisar di angka 89 persen hingga 92!% Mantan Sekum PGI ini mengatakan ini merupakan prestasi luar biasa bersama bangsa Indonesia dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dan menjaga kesehatan, serta keselamatan bersama.
PGI yang merupakan persekutuan gereja gereja Kristen di seluruh Indonesia ini mengapresiasi langkah-langkah pemerintah, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri, yang dengan sangat serius telah mendukung pelaksanaan Pilkada kali ini bukan hanya melalui anggaran dan aturan, tetapi terlebih lagi dalam merumuskan langkah-langkah strategis, terukur pada hasil di setiap tahapan Pilkada di masa yang sulit dan unik, yaitu di masa Pandemi COVID-19. Langkah-langkah tersebut telah meningkatkan kepercayaan publik untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) melaksanakan tanggung jawabnya sebagai warga negara.
PGI mengharapkan keberhasilan Pilkada Serentak 9 Desember akan menjadi modal sosial politik meningkatkan solidaritas kewarganegaraan umat, khususnya, dan bangsa pada umumnya, untuk semakin optimis dalam menjalani kehidupan di tengah pandemi COVID-19 yang masih tetap menjadi tantangan serius di masa mendatang.
“Oleh karena itu sudah sepantasnya bangsa Indonesia bersujud dan bersyukur. Kita sebagai bangsa yang dirahmati Tuhan karena telah mampu menjalani peristiwa yang sangat besar dan penting ini dengan selamat." kata Pdt Gomar Gultom yang sangat dekat dengan masyarakat akar rumput ini. Ia juga berharap semoga pengkritik Pilkada dapat meluruskan persepsi tentang ketangguhan bangsa Indonesia dan mari menjaga dan berdoa agar COVID-19 cepat berlalu . “Melayani masyarakat di tengah krisis adalah amanah bersama yang sebenarnya dicerminkan olh kerja keras, keteladanan semua pihak seperti di Pilkada kemarin” tandas Gultom.
“Bila terdapat petugas yang terkena Covid 19, mari kita doakan kesembuhannya dan kita dorong mendapatkan perawatan yang semestinya sehingga bisa segera sembuh dan pulih” kata Pendeta Gultom.
Disamping PGI, organisasi agama lain, yang juga memberi apresiasi sukses Pilkada 2020 yang ditandai oleh aman konflik dan aman Covid-19 adalah Muhammadya dan PB NU serta MUI.
Sebelum Pilkada, 4 Desember 2020, KWI (Komisi Waligereja Indonesia), organisasi para Uskup dan umat Katolik se Indonesia, telah menyampaikan seruan moral kepada umat Katolik seuruh Indonesia terkait pelaksanaan Pilkada. Seruan moral itu berisi enam seruan, yaitu menggunakan hak politik secara benar, bijak, dan cerdas, dan menentukan pilihan berdasarkan hati nurani; mematuhi Protokol Kesehatan, lebih-lebih saat memberikan hak suara di TPS; menolak segala bentuk permainan politik kotor seperti politisasi SARA dan bantuan sosial, politik uang, ujaran kebencian, berita bohong, dan ajakan untuk melakukan tindak kekerasan; memilih calon kepala daerah yang berjiwa Pancasilais; para calon kepala daerah hendaknya mengedepankan budaya berpolitik yang bermartabat; penyelenggara dan pengawas hendaknya menggunakan alat pelindung diri (APD) yang memadai sesuai dengan Protokol Kesehatan (VIS)