Sekretaris BNPP dan Staf Khusus Mendagri Lepas 113 Truk Produk Ekspor ke Timor Leste dari NTT

Tue 04-Jan-2022 12:09:00 | POLITIK DAN UMUM | Admin
Sekretaris BNPP dan Staf Khusus Mendagri Lepas 113 Truk Produk Ekspor ke Timor Leste dari NTT

JAKARTA, 20-10-2020. Wilayah-wilayah perbatasan di Nusa Tenggara Timur terus membenahi diri sebagai sentra pengembangan ekonomi aneka produk unggulan berorientasi ekspor. Apalagi wilayah ini telah ditetapkan sebagai satu dari enam lokasi proyek utama Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN),

Sebagai hasil dari pembenahan tersebut, belum lama ini tidak kurang dari 113 truk berisi berbagai produk ekspor seperti meubel, peralatan rumah tangga dan sembako untuk tujuan Timor Leste diberangkatkan dari tiga wilayah perbatasan NTT. Pemberangkatan tersebut disaksikan oleh Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro, dan Staf Khusus Menteri Dalam Negeri bidang Politik dan Media, Kastorius Sinaga.

Truk berisi produk-produk ekspor tersebut menuju Timor Leste melalui tiga Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di NTT, yaitu PLBN Mootain (57 truk), PLBN Wini (34 truk) dan PLBN Motamasin (22 truk). Selama masa pandemi COVID-19, pelayanan ekspor melalui ketiga PLBN tersebut dilakukan satu kali sepekan yakni setiap hari Rabu.

"Produk-produk ekspor ini merupakan produk unggulan masyarakat yang telah berjalan dalam konsep PKSN, dan akan dikembangkan secara masif lewat Inpres yang akan terbit. Program ini nantinya akan dikordinasikan oleh BNPP bersama K/L terkait, Pemprov NTT dan Pemkab dan masyarakat," kata Stafsus Mendagri, Kastorius Sinaga dalam keterangan tertulis kepada media hari ini (20/10/2020).

Menurut Kastorius, dengan jumlah populasi Negara Timor Leste sebanyak 1,3 juta jiwa, ditambah 700 ribu penduduk di wilayah tiga kabupaten terkait di NTT, pengembangan PKSN Motaai dengan aneka produk unggulannya memiliki prospek cerah.

Apalagi, kata dia, telah ada bendungan baru Rotiklot di wilayah Motaai yang dapat mensuplai air irigasi untuk pertanian dan peternakan.

Selanjutnya, gerakan program "10 Ribu ha Tanam Jagung per Kabupaten" yang digagas Gubernur NTT, juga turut bersinergi dengan rencana ini.

"Dari sisi kualitas fisik, tiga PLBN di NTT ini dapat dikatakan merupakan etalase penting RI terhadap negara luar, terutama bila diisi dengan kegiatan ekonomi dengan dijadikannya wilayah ini rencana lokasi PKSN. Diharapkan ia menjadi ujung tombak mewujudkan program Nawacita Presiden RI," kata Kastorius.

Pelepasan produk ekspor ini merupakan satu dari serangkaian kegiatan Sekretaris BNPP dan Stafsus Mendagri dalam kunjungan kerja ke tiga PLBN di NTT yang berlangsung pada 13-15 Oktober 2020. Selain melepas produk ekspor, jajaran Kemendagri juga meninjau langsung sentra pengembangan ekonomi aneka produk unggulan berorientasi ekspor di wilayah Motaai.

"Kami telah meninjau ke lapangan lokasi potensi ekonomi di Kab. Belu antara lain Peternakan Sapi Sonis Laloran, Industri Meubel Jati, Pertanian Jagung di Fatuketi, Pertanian Bawang di Kabuna, dan Galeri Tenun Atambua," kata Kastorius.

Dalam kunjungan kerja tersebut, jajaran Kementerian Dalam Negeri juga memberi pengarahan dalam workshop “Pengelolaan batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Thn 2020-2024" di Mootai. Selanjutnya berlangsung pula sosialisasi dan diskusi dengan Pjs Bupati Belu dan Pejabat Bappeda Pemprov NTT berkaitan dengan status 3 kabupaten (Belu, Malaka dan Timot Timur Utara) sebagai rencana lokasi PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional) wilayah perbatasan. (VC)

Leave Your Comments